Associationof Southeast Asian Nations atau ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Lima pemimpin - Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand (kemudian menjadi negara pendiri ASEAN) duduk bersama di aula utama gedung Departemen Luar Negeri di Bangkok, Thailand dan menandatangani Deklarasi Bangkok. Jikakamu menjadi petinggi ASEAN yg berasal dari indonesia, apa usulmu untuk mengajak negara ASEAN lain dalam mengatasi masalah gizi buruk di kawasan Asia - 186 Jikakamu menjadi petinggi Asean yang berasal dari Indonesia ,apa usulmu untuk mengajak negara Asean lain dalam mengatasi masalah gizi buruk di kawasan - 191887 nurfadhilah7 nurfadhilah7 11.11.2018 10negara ASEAN apa saja? ASEAN adalah organisasi regional yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 dan saat ini beranggotakan 10 negara di Asia Tenggara. Negara-negara anggota ASEAN antara lain, Indonesia, Filipina, Thailand, Myanmar, Singapura, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja. Vay Tiền Online Chuyển Khoįŗ£n Ngay. Dalam rangka ulang tahun ASEAN, yuk kita mengenal ASEAN lebih dekat mengenai sejarah, negara pendiri, negara anggota, hingga tujuan dibentuknya. — Selamat ulang tahun ASEAN! Tahu nggak kalau setiap tanggal 8 Agustus diperingati sebagai hari lahirnya ASEAN? Yap, ASEAN yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand sudah berumur 54 tahun di tahun 2021 ini. ASEAN dibentuk sebagai organisasi yang membahas mengenai politik dan ekonomi antar negara ASEAN. Lalu, sebenarnya bagaimana sih latar belakang dibentuknya ASEAN, tujuan pendiriannya, serta negara pendirinya? Yuk, simak informasi penting seputar ASEAN yang harus kamu tahu berikut ini. Sejarah Terbentuknya ASEAN ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asian Nations yang merupakan organisasi ekonomi dan geopolitik khusus untuk negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Sejarah berdirinya ASEAN diawali karena beberapa kesamaan negara-negara pendirinya serta konflik yang terjadi saat itu. Tahun 1960-an merupakan masa-masa yang sulit bagi negara di Asia Tenggara. Ada sejumlah perselisihan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal. ā€œApa saja tuh konfliknya?ā€ Asia Tenggara merupakan tempat yang strategis sehingga beberapa negara di kawasan ini menjadi basis blok untuk Timur dan Barat, seperti di negara Vietnam dan Filipina. Selain itu, konflik militer juga terjadi di negara lain seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja. Ada pula konflik bilateral yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, serta Kamboja dan Vietnam. Permasalahan-permasalahan ini berdampak pada stabilitas pertahanan dan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara. Akhirnya, beberapa pemimpin berinisiatif untuk menciptakan suasana aman dan damai untuk kawasan Asia Tenggara dengan membentuk ASEAN. Logo/lambang ASEAN Sumber Baca juga Dampak ASEAN pada Ekonomi dan Sosial Budaya Negara Pendiri ASEAN Berdirinya ASEAN diawali dari pertemuan 5 menteri luar negeri perwakilan dari negara-negara Asia Tenggara. Pertemuan ini dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada 5 hingga 8 Agustus 1967. Pengesahan berdirinya ASEAN termuat dalam Deklarasi Bangkok atau yang disebut juga sebagai Deklarasi ASEAN. Berikut adalah lima negara pendiri ASEAN beserta nama perwakilannya 1. Indonesia Adam Malik Menteri Luar Negeri Indonesia 2. Malaysia Tun Abdul Razak Wakil Perdana Mentero Malaysia 3. Singapura Sinnathamby Rajaratnam Menteri Luar Negeri Singapura 4. Filipina Narciso Ramos Menteri Luar Negeri Filipina 5. Thailand Thanat Koman Menteri Luar Negeri Thailand Latar Belakang Dibentuknya ASEAN Adanya konflik yang terjadi di beberapa negara Asia Tenggara saat itu menjadi alasan dibentuknya ASEAN. Selain karena adanya konflik dan perselisihan ada beberapa latar belakang atau faktor pendorong kerjasama antar negara asean yaitu 1. Persamaan Geografis Negara-negara di wilayah ASEAN berada di kawasan Asia Tenggara yang terletak di antara Benua Australia dan daratan Benua Asia, serta di antara Samudra Hindia dan Pasifik. 2. Persamaan Budaya Penduduk Asia Tenggara merupakan keturunan dari ras Malayan Mongoloid. Ras ini dalam perkembangannya banyak menerima pengaruh budaya berupa warna kulit, makanan, hingga adat istiadat dari wilayah India, Arab Gujarat, dan Cina. 3. Persamaan Kepentingan Semua negara di Asia Tenggara memiliki tujuan dan visi yang sama yaitu kesejahteraan, kedamaian, keamanan, dan ketertiban, baik itu dalam lingkup nasional maupun regional. 4. Persamaan Nasib Hampir seluruh negara di Asia Tenggara dijajah oleh negara lain, seperti Indonesia oleh Belanda, Malaysia dan Singapura oleh Inggris, hingga Filipina oleh Spanyol dan Amerika. Hanya negara Thailand yang bebas dari penjajahan. Baca juga Dampak Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA bagi Indonesia 10 Negara Anggota ASEAN Dilansir dari laman Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia, berikut adalah 10 negara yang tergabung dalam ASEAN beserta tanggal bergabungnya 1. Indonesia 8 Agustus 1967 2. Malaysia 8 Agustus 1967 3. Singapura 8 Agustus 1967 4. Thailand 8 Agustus 1967 5. Filipina 8 Agustus 1967 6. Brunei Darussalam 8 Januari 1984 7. Vietnam 28 Juli 1995 8. Laos 23 Juli 1997 9. Myanmar 23 Juli 1997 10. Kamboja 30 April 1999 Peta negara-negara ASEAN Sumber Tujuan Pendirian ASEAN Pada dasarnya, tujuan utama didirikannya ASEAN adalah untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang sejahtera, damai, aman, dan stabil. Apabila merujuk pada Deklarasi ASEAN yang dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1967, tujuan dibentuknya ASEAN adalah sebagai berikut Mempercepat kemajuan sosial, pertumbuhan ekonomi, serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara Meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional yang dapat direalisasikan dengan jalan saling menghormati keadilan serta taat hukum di dalam hubungan antar negara se-Asia Tenggara dan mematuhi prinsip–prinsip dari Piagam PBB agar tidak menimbulkan penyalahgunaan wewenang. Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu antar negara anggota dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan bersama, baik dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, administrasi, sosial, budaya, dan teknik. Membina dan menjalin kerja sama yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil industri, pertanian, perluasan perdagangan dalam komoditas internasional, perbaikan sarana dan prasarana komunikasi serta transportasi, dan peningkatan taraf hidup rakyat dari masing – masing negara anggota. Melakukan peningkatan pada kualitas ilmu pengetahuan di antara anggota. Saling membantu sarana pelatihan dan penelitian untuk tujuan pendidikan, administrasi, profesional, dan teknik. Menjaga hubungan baik dengan organisasi internasional yang memiliki tujuan dan visi yang sama, serta membuka peluang untuk menjalin hubungan yang lebih dekat. — Lengkap banget kan info tentang ASEAN di atas? Mau tahu tentang sejarah apa lagi nih? Coba tulis di kolom komentar ya! Atau kamu juga bisa langsung melihat materi-materi seru lainnya dengan video beranimasi interaktif di ruangbelajar. Referensi Profil Negara ASEAN Terlengkap. [daring]. Tautan Diakses 5 Agustus 2021 Mengenal ASEAN. [daring]. Tautan Diakses 5 Agustus 2021 ASEAN. [daring]. Tautan Diakses 5 Agustus 2021 Sumber foto Foto logo/lambang ASEAN [daring]. Tautan Diakses 6 Agustus 2021 Foto peta negara-negara ASEAN [daring]. Tautan Diakses 6 Agustus 2021 Meski banyak kendala dan tantangan, termasuk adanya perang antara Rusia dan Ukraina serta resesi global, Indonesia sebagai tuan rumah G20 2022 berhasil membawa konferensi tingkat tinggi yang diadakan di Bali pada 15-16 November lalu itu menghasilkan deklarasi bersama, yaitu G20 Bali Leaders’ Declaration. Ini menunjukkan bagaimana Indonesia, di bawah Presiden Joko ā€œJokowiā€ Widodo, telah berupaya menjadi kekuatan pemersatu di tengah ketidakpastian global. Sekarang, Indonesia telah mengalihkan fokus dan perhatian ke tantangan besar berikutnya memimpin ASEAN sepanjang tahun 2023. Ini adalah kelima kalinya Indonesia memegang Keketuaan ASEAN – sebelumnya yakni pada tahun 1976, 1996, 2003 dan 2011. Serah terima Keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia dilaksanakan pada KTT ASEAN November lalu. Di tengah ketidakpastian geopolitik global saat ini, setidaknya ada tiga tantangan besar yang akan Indonesia hadapi selama mengetuai forum regional terbesar negara-negara Asia Tenggara itu, termasuk menyatukan negara anggota ASEAN terkait isu-isu global, memperkuat kerja sama regional, dan memperkuat multilateralisme. 1. Menjaga persatuan ASEAN dalam merespons isu global Sebagai ketua, Indonesia bertanggung jawab untuk memimpin berbagai upaya ASEAN dalam menyelesaikan krisis regional dan global. Negara-negara ASEAN saat ini terpecah pandangan dalam beberapa isu besar, seperti soal sengketa Laut Cina Selatan dan konflik di Myanmar. Setiap negara anggota ASEAN memiliki posisi, perspektif, dan kepentingan yang berbeda terhadap masalah tersebut. Kondisi ini membuat negara-negara anggota ASEAN rentan untuk dipecah belah dan dieksploitasi oleh kekuatan besar. Cina dan Amerika Serikat AS saat ini tengah bersaing untuk menanamkan pengaruh di Asia sebagai bagian dari persaingan global mereka. Dan Asia Tenggara berlokasi sangat strategis bagi kekuatan besar berada di tengah-tengah Indo-Pasifik – kawasan yang kini semakin menarik perhatian pembuat kebijakan dan para ahli dari dua negara besar tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia tidak hanya harus mempertimbangkan kepentingan negara-negara anggota ASEAN, tetapi juga perlu menyeimbangkan kepentingan persaingan dari luar kawasan. 2. Memperkuat kerja sama regional Walaupun Indonesia dikenal sebagai negara terbesar di ASEAN dan, di masa lalu, telah memperkenalkan berbagai terobosan untuk kepentingan kawasan, Indonesia tetap tidak akan mampu mengatasi segala tantangannya sendirian. Perlu dibentuk konsensus bersama antara anggota yang memiliki kepentingan dan tujuan nasional yang berbeda. Oleh karena itu, Indonesia perlu merangkul seluruh anggota ASEAN untuk memperkuat kerja sama regional serta menciptakan lebih sedikit perselisihan dan lebih banyak penyatuan kepentingan. Isu-isu seperti ketahanan dan keamanan pangan, keamanan maritim dan kejahatan transnasional dapat menjadi subjek untuk mulai melihat pentingnya ASEAN bagi negara-negara anggota. Isu-isu yang ā€œmenggantungā€ seperti ini cukup banyak, dan Indonesia dapat mempelopori upaya di tingkat regional untuk mendorong kerja sama ASEAN lebih lanjut di bidang tersebut. Dampak pandemi COVID-19 serta konflik Rusia-Ukraina terhadap rantai pasokan pangan dan ekonomi global menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN membutuhkan kerja sama di tingkat regional dan kerangka kerja yang lebih kuat, ketimbang hanya membuat kebijakan secara sepihak. Salah satu contoh kesuksesan kerja sama regional adalah terkait persiapan menghadapi pandemi, dengan mendirikan Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Baru ASEAN ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases pada Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN ke-15 di Bali. ASEAN berinisiasi mendirikan pusat ini agar para negara anggotanya dapat lebih siap menghadapi pandemi berikutnya. 3. Mendorong kembalinya multilateralisme Indonesia perlu mendorong penguatan ā€œmultilateralismeā€ yang saat ini terancam oleh makin kencangnya ā€œminilateralismeā€. Jika gagal, ASEAN justru bisa terpinggirkan dan makin bergantung pada kekuatan besar. Multilateralisme dapat diartikan sebagai kerja sama internasional antara tiga negara atau lebih. ā€œMinilateralismeā€ tidak memiliki definisi khusus, tetapi untuk artikel ini, saya menggunakan definisi sebagai berikut Sekecil mungkin jumlah negara yang bekerja sama untuk memiliki dampak sebesar mungkin dalam memecahkan masalah tertentu, dan jumlah negaranya bervariasi tergantung pada masalahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, minilateralisme telah berdampak pada munculnya kelompok-kelompok kecil, seperti AUKUS pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris dan AS untuk kawasan Indo-Pasifik dan QUAD Dialog Keamanan Indo-Pasifik antara Australia, India, Jepang, dan AS. Lembaga-lembaga tersebut bisa mengancam peran ASEAN di kawasan, karena mereka cenderung mendiskusikan dan menyusun kebijakan eksklusif tanpa terlalu melibatkan ASEAN. Negara-negara Barat semakin berusaha melawan kekuatan Cina di kawasan Indo-Pasifik menggunakan QUAD dan AUKUS ini, alih-alih bekerja sama dengan ASEAN. Pada November 2022, misalnya, Jepang menjadi tuan rumah Latihan Angkatan Laut Malabar bagi negara anggota QUAD di Laut Filipina, lepas pantai Jepang, dengan melibatkan kapal angkatan laut, pesawat terbang dan personel militer dari Australia, India, Jepang, dan AS. Cina mengkritik latihan militer tersebut, menyebutnya sebagai upaya untuk membatasi dan menahan pengaruh Cina yang tumbuh di kawasan itu. Guna melawan minilateralisme dan memperkuat multilateralisme, Indonesia perlu mendorong peran forum-forum yang dipimpin oleh ASEAN, seperti Forum Regional ASEAN, yang melibatkan tidak hanya kekuatan besar tetapi juga kekuatan regional dan menengah seperti Jepang dan Korea Selatan. Setiap dialog dengan mereka, kekuatan besar pun seharusnya tidak boleh terfokus pada isu-isu kontroversial dan sensitif, seperti sengketa Laut Cina Selatan. Fokus mereka sebaiknya hanya pada isu-isu yang memiliki kepentingan bersama, seperti konektivitas, perubahan iklim, dan keamanan maritim. Melibatkan kekuatan menengah, seperti Jepang dan Korea Selatan, akan menegaskan sentralitas ASEAN dan, jika berhasil, juga dapat menunjukkan bahwa multilateralisme – khususnya proses yang didukung ASEAN – masih aktif dan relevan. Mencegah perebutan kekuasaan besar Tantangan yang sedang Indonesia hadapi sebagai Ketua ASEAN cukup banyak, tetapi bukan berarti tidak dapat diatasi. Semua isu yang disebutkan di atas akan membangkitkan upaya yang lebih luas bagi Indonesia untuk mencegah ASEAN menjadi medan pertempuran politik kekuatan besar. Indonesia perlu memimpin ASEAN dalam memperkuat dan memperdalam kerja sama ASEAN di berbagai sektor untuk meningkatkan ketahanannya dari pengaruh luar. Jika Indonesia mampu menghindari hambatan, menavigasi situasi geopolitik dan menciptakan konsensus regional, Indonesia akan dapat mengubah tantangan itu menjadi peluang yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga kawasan secara keseluruhan. Pertanyaannya, apakah pemerintah kita memiliki kemauan politik untuk melakukannya? Hanya waktu yang dapat menjawabnya. - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengaku terus berupaya agar bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN. Menteri Nadiem memiliki sejumlah alasan mengapa mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ini bermula saat Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob melakukan lawatannya ke Indonesia, mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara antara kedua kepala negara, serta sebagai bahasa resmi ASEAN. "Saya sebagai Mendikbud Ristek, tentu menolak usulan tersebut. Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional. Saya imbau seluruh masyarakat bahu membahu dengan pemerintah untuk terus berdayakan dan bela bahasa Indonesia," ujarnya dilansir dari laman Kemdikbud. Baca juga Menteri Nadiem Bahasa Indonesia Layak Dijadikan Bahasa Resmi ASEAN Nadiem mengatakan, bahasa Indonesia lebih layak untuk dikedepankan dengan mempertimbangkan keunggulan historis, hukum, dan linguistik. Di tingkat internasional, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara dan persebarannya telah mencakup 47 negara di seluruh dunia. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing BIPA juga telah diselenggarakan oleh 428 lembaga. Baik yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek maupun yang diselenggarakan secara mandiri oleh pegiat BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia. Selain itu, bahasa Indonesia juga diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, serta di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia. "Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional, sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN," tutur Nadiem. Baca juga Siswa, Ini Asal-usul Bahasa Indonesia Sementara, dilansir dari Instagram Badan Bahasa, ada 10 kelebihan bahasa Indonesia layak dijadikan bahasa resmi ASEAN. 10 alasan Bahasa Indonesia layak jadi bahasa resmi ASEAN 1. Bahasa nasional dan bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Sementara, bahasa melayu adalah bahasa Bahasa Indonesia sudah dikembangkan menjadi bahasa ilmu dana teknologi. Sementata bahasa Melayu tidak 3. Jumlah kosakata Bahasa Indonesia lebih banyak daripada kosakata Bahasa Melayu. 4. Bahasa Indonesia telah disiapkan menjadi bahasa internasional Sesuai dengan amanat UU No 24 tahun 2009. 5. Bahasa Indonesia memiliki penutur sebanyak 269 juta jauh lebih banyak dibanding penutur Bahasa Melayu baik di dalam maupun di luar negeri. 6. Bahasa Indonesia telah dipelajari di 47 negara 7. Terdapat 428 lembaga penyelenggara program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing BIPA. pembelajar 8. Pembelajar BIPA berjumlah orang yang tersebar di kawasan Amerika, Asia Tenggara, dan Aspasaf. 9. Bahasa Indonesia diperkaya oleh ratusan bahasa daerah yang tersebar di seluruh tanah air. 10. Tingkat kesalingpahaman atau dual intelligibility bahasa Indonesia lebih tinggi daripada bahasa Melayu. Status dan fungsi bahasa Indonesia ditegaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Bahasa Indonesia juga diperkuat dengan Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum. Pasca kemerdekaan Indonesia, disebutkan dalam Pasal 36 Undang-undang Dasar Republik Indonesia bahwa Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia. Kemudian diperjelas dengan lebih terperinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2018 tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan dan Kesastraan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbdu Ristek sendiri sebagai lembaga pemerintah yang menjalankan amanat UU tersebut terus mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia. Lalu meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, tentu dengan mendorong penggunaan bahasa Indonesia masif di tatanan nasional dan internasional. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Jakarta - ASEAN atau organisasi regional kawasan Asia Tenggara telah berdiri sejak 8 Agustus 1967. Sesuai namanya yakni Association of Southeast Asian Nations, organisasi ini dibentuk oleh sejumlah negara pemrakarsa berdirinya ASEAN dengan tujuan mewadahi kerja sama regional di kawasan catatan laman resmi ASEAN, setidaknya ada lima negara yang termasuk dalam deretan negara pemrakarsa berdirinya ASEAN. Berikut daftar lengkapnyaIndonesia, diwakili oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Adam MalikMalaysia, diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul RazakFilipina, diwakili oleh Menteri Luar Negeri Filipina Narciso RamosSingapura, diwakili oleh Menteri Luar Negeri Singapura S. RajaratnamThailand, diwakili oleh Menteri Luar Negeri Thailand Thanat KhomanKelima negara itu mengadakan pertemuan dan menghasilkan kesepakatan sekaligus menandatangani sebuah Deklarasi ASEAN The ASEAN Declaration yang disebut Deklarasi Bangkok. Sebab itulah, tiap negara mengirimkan para menteri luar negerinya untuk menghadiri pertemuan ASEAN berisi pembentukan asosiasi untuk kerjasama regional di antara negara Asia Tenggara. Hal itu mencakup kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknis, pendidikan dan bidang Bangkok juga memproklamirkan ASEAN sebagai representasi kehendak kolektif negara-negara Asia Tenggara. Tujuannya untuk mengikatkan diri bersama dalam persahabatan dan kerja sama melalui upaya dan pengorbanan bersama hingga mengamankan rakyat mereka untuk keturunan berkat perdamaian kebebasan dan ASEAN Dibentuk oleh 5 Negara Pemrakarsa Tersebut?Mulanya, ada keinginan kuat dari para negara pemrakarsa berdirinya ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil dan sejahtera. Pada era 1960-an khususnya, kawasan Asia Tenggara tengah dihadapkan pada situasi rawan satu situasi di Asia Tenggara saat itu yakni adanya perebutan pengaruh ideologi negara-negara besar dan konflik antar negara di kawasan. Hal ini dimulai dari situasi perang dingin antara Amerika Serikat dengan Rusia yang membawa dampak stabilitas keamanan pada negara-negara di Asia dibiarkan terus-menerus, dikhawatirkan akan menghambat pembangunan kawasan negara tersebut. Kondisi inilah yang kemudian membuat negara-negara di Asia Tenggara merasa memerlukan sebuah wadah yang bisa melindungi buku Mengenal ASEAN dan Negara Negaranya karya Tri Prasetyono, ASEAN berhasil terbentuk juga akibat didorong oleh persamaan para anggotanya. Berikut persamaannyaSecara geografis terletak di kawasan Asia TenggaraNegara-negara di kawasan Asia Tenggara pernah dijajah bangsa baratMempunyai kepentingan mencegah pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni SovietMemiliki dasar kebudayaan Melayu AustronesiaMempunyai kepentingan dalam menangani berbagai permasalahan di bidang politikUsai ASEAN terbentuk pada 1967, beberapa tahun setelahnya, Brunei Darussalam masuk menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984. Kemudian disusul oleh Vietnam pada 28 Juli dan Laos mulai masuk bersamaan pada 23 Juli 1997. Hingga, 30 April 1999 Kamboja menjadi anggota terakhir yang masuk dalam juga disebut terbuka bagi negara di kawasan Asia Tenggara yang ingin bergabung. Asalkan, negara-negara tersebut setuju dan patuh kepada maksud, prinsip dan tujuan saat ini, negara-negara ASEAN yang masih aktif adalah 5 negara pemrakarsa ASEAN dan juga Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, hingga Kamboja. Simak Video "Teken FIR dengan Singapura, RI Diproyeksikan Kantongi Rp250 M Tiap Tahun" [GambasVideo 20detik] rah/twu

jika kamu menjadi petinggi asean yang berasal dari indonesia